Bagai mana kalau kalian mengalami seperti ini ?
Sejak aku kecil, tubuh mamaku selalu lemah. Mama sempat dioperasi beberapa kali saat aku kuliah tahun pertama. Aku ingat waktu aku tahun ketiga dulu, keadaan mama sempat membaik, hanya saja mama masih harus minum banyak obat. Keadaan mama yang seperti itu membuat papa harus kerja keras. Tapi papa nggak pernah sekalipun ngedumel capek. Di hatiku, papa adalah pahlawanku.
Tepat tahun lalu, penyakit mama semakin memburuk dan obat sudah nggak cukup untuk membuat mamaku bisa bertahan. Akhirnya mama harus rawat inap di rumah sakit dan saat itu hanya aku yang bisa menemani mama karena papa sibuk bekerja. Aku tahu aku nggak mau mama menyerah, papa juga terus bekerja demi kami, tapi akhirnya mama tetap meninggalkan aku dan papa. Saat itu, aku hanya punya papa yang terus menghiburku. Melihat papa yang bekerja keras sendirian, aku nggak tega dan memutuskan untuk mencari pekerjaan yang layak. Waktu itu, aku baru lulus kuliah.
Setelah aku mendapat pekerjaan dan besoknya boleh bekerja, aku langsung mencari papa dan berniat mengabarkan kabar baik ini ke papa sepulangnya aku ke rumah hari itu. Waktu aku ketemu papa, papa bilang papa juga mau mengabarkan sesuatu ke aku. Aku pun membiarkan papa bicara duluan dan aku belakangan.
Setelah aku mendapat pekerjaan dan besoknya boleh bekerja, aku langsung mencari papa dan berniat mengabarkan kabar baik ini ke papa sepulangnya aku ke rumah hari itu. Waktu aku ketemu papa, papa bilang papa juga mau mengabarkan sesuatu ke aku. Aku pun membiarkan papa bicara duluan dan aku belakangan.
Aku nggak menyangka kalau papa bilang dia mau menikah lagi. Waktu itu aku kaget dan merasa papa sangat asing. Di mataku, papa sayang banget sama mama. Tapi kenapa mama baru saja meninggal, papa udah mau menikah lagi? Aku nggak bisa terima keputusan papa waktu itu. Akhirnya aku mengeluarkan satu pertanyaan, "Pa, papa sayang nggak sih sama mama?" Sambil memasang senyum palsu, papa menjawab, "Sebenarnya, cinta papa sama mamamu udah lama hilang. Kami cuma nggak mau masalah kami membuat kamu susah, makanya kami tetap tinggal serumah."
Waktu itu aku marah besar. Aku merasa papa bukan papa yang dulu lagi. Aku nggak bisa percaya kalau semua hal yang selama ini aku lihat itu ilusi. Waktu itu, aku nggak punya siapa-siapa selain Wawa, teman baikku yang saat mama sakit, dia juga datang untuk menjenguk mama. Tapi saat semua ini terjadi Wawa juga berencana untuk pulang ke rumah orangtuanya, mempersiapkan diri untuk menikah katanya. Awalnya aku ingin ikut Wawa pulang ke rumahnya, tapi karena aku baru diterima di tempat kerjaku yang baru, aku mengurungkan niatku.
Saat-saat ini, papa terus memintaku untuk hadir di pernikahannya. Aku bingung. Di 1 sisi, dia papaku, tapi di sisi lain, aku masih belum bisa menerima papa menikah belum lama setelah mama meninggal. Di dalam kebingunganku, aku bertanya pada Wawa dan Wawa juga menyarankanku untuk pergi. Akhirnya aku pun membulatkan tekadku untuk pergi.
Sesampainya di resepsi pernikahan mereka, aku kaget setengah mati karena mempelai wanitanya tidak lain dan tidak bukan adalah teman baikku, Wawa! Mereka berkata kalau mereka saling mencintai 1 sama lain. Aku ingat Wawa pernah bertanya, "Menurutmu, kalau teman baikmu jadi ibumu, perasaanmu akan gimana?" Saat itu aku menjawab, "Wow harusnya sih asyik ya. Karena bisa hidup sama-sama setiap hari, cerita setiap hari, main bareng setiap hari." Dan tanpa kusangka, hal itu sekarang menjadi kenyataan...
Orangtua memang memiliki masalahnya masing-masing. Sobat Cerpen, gimana pandanganmu kalau hal seperti cerita diatas ini terjadi di hidupmu?
@Cerpen.co.id
0 comments:
Post a Comment