Wednesday, 1 March 2017

Julius Singara, Kuasa Hukum PT BS. (batamnews.co.id)
MEDANSATU.COM, Batam – Terletak berdekatan dengan Pulau Belakang Padang, hanya perlu menempuh setengah jam berlayar dari Batam.
Janda Berhias, begitu nama pulau seluas 122 hektare itu. Nilai sewa si Janda Berhias ini dinilai fantastik, mencapai Rp 1 Triliun (SGD 107 Juta). Harga ini untuk 75 hektarnya saja. Masih ada sisa lahan yang belum dibooking.

Nilai sewa lahan inilah yang bikin meleleh liur BP Batam. Penguasa lahan di kawasan Batam ini pun mulai bicara soal ini. Deputi III BP Batam, Eko Santoso Budianto, mengatakan tarif sewa lahan yang ditetapkan PT Batam Sentralindo (BS) kepada West Point Terminal (WTP) cukup mencengangkan.
“Dulu Janda berhias waktu bayar UWTO cuma Rp 19 Miliar, tapi sewaktu Pokja IV, pihak Sinopec bilang mereka bayar sewa lahannya Rp1 Triliun, kita cuman dapat 19 miliar,” ujar Santoso.

Itu cerita pada 2013. Ibarat perempuan cantik yang tak terawat, ketika diambil PT BS lahan ini hanya belantara dan tak ada apa-apanya. Sehingga BP Batam pun melepas dengan nilai Rp 19 miliar. “Kita bayar sesuai ketetapan, untuk 22 hektare itu,” kata Julius Singara, Kuasa Hukum PT BS, seperti dilansir batamnews.co.id (grup medansatu.com), Kamis (2/3/2017).
Setelah mengambil alih, PT BS mulai mempercantik pulau itu. Ia merawat tubuh pulau janda itu, menggemukkannya melalui reklamasi. Akhirnya pulau yang semula 22 hektar itu melebar menjadi 130 hektare.

Agar si Janda Berhias kian menawan, PT BS juga menambahkan berbagai perhiasan dan aksesoris. “Kami membangun kawasan industri di pulau Janda Berhias ini lebih dari 7 tahun. Kami juga memenuhi seluruh persyaratan dan ketentuan yang berlaku,” kata Julius.
“Reklamasi kawasan ini tidak mudah dan berisiko, karena lautnya cukup dalam. Tapi kami bersyukur saat ini PT BS berhasil membangun lahan industri siap pakai sesuai standar international untuk kepentingan ekonomi daerah dan nasional, lahan yang kami terima dari 22 Hektare itu sudah kami perluas mejadi 130 Hektare saat ini.”

Sinomart menguasai 95 persen dan MCT sebesar 5 persen saham. Perusahaan patungan ini bersepakat membangun depo minyak di kawasan industri di Pulau Janda Berhias, Batam. (ind)

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular Posts

Blog Archive