semakin tinggi status sosial kita, kita juga harus tetap ingat akan asal usul kita...
Ada seorang wanita yang membesarkan anaknya seorang diri, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah orang kaya pada pagi hari, dan pulang rumah di malam harinya, melewati sisa waktu setiap harinya bersama putranya tercinta.
Setelah sang pemilik rumah tahu kondisi pembantunya ini, ia sengaja mengosongkan 1 kamar dan berkata : "Jemputlah putramu kemari, mulai hari ini kalian ibu dan anak tinggal di rumah ini saja, makan dan tinggal gratis, tidak potong gaji." Tapi si pembantu menolak dengan sopan : Terima kasih, tapi tidak usah, saya tidak mau merepotkan kalian." Sang pemilik rumah mengiyakan, menghormati keputusannya. Sebenarnya si pembantu khawatir akan satu hal, rumah majikannya ini besar sekali, ada banyak kamar, kamar mandi saja ada puluhan, bahkan kamar mandi paling kecilnya pun tetap lebih besar dari rumahnya sendiri, ia khawatir bila putranya ikut tinggal di dalamnya, ia akan merasakan perbedaan yang sangat besar, yang akan mempengaruhi pertumbuhannya nanti.
Suatu hari diadakanlah pesta di rumah, banyak sekali tamu yang diundang, hingga kekurangan pekerja untuk melayani. Akhirnya setelah berunding dengan si pembantu, ia dan anaknya menginap di rumah malam itu untuk ikut bekerja membantu melayani. Si pembantu menjemput putranya kemari dan masuk lewat pintu samping dan menyembunyikannya di suatu kamar mandi yang pencahayaannya kurang baik. Kemudian ia mengambil piring di dapur dan menyajikan sosis dan roti yang telah dibelinya untuk putranya, disajikan untuk putranya.
Anak ini tidak pernah masuk ke ruangan semewah ini, ia tidak tahu apa itu closet, apa itu pajangan warna-warni yang ditaruh di atas wastafel marmer, kelihatan mewah dan bersinar, aromanya membuat dia gembira sekali!
Anak ini sebenarnya ingin meletakkan piringnya ke atas wastafel, tapi karena tubuhnya yang terlalu mungil, sehingga wastafel itu terlalu tinggi baginya, akhirnya ia meletakkannya di atas dudukan closet, dan ia duduk di atas lantai marmer kamar mandi yang indah itu. Sambil bernyanyi, ia menikmati hidangan lezat yang jarang sekali bisa disantapnya.
Tak lama kemudian, karena sang pemilik rumah tidak melihat anak itu, ia bertanya pada si pembantu. Tapi si pembantu memberi jawaban yang tidak jelas : "Um eh um..daritadi aku sangat sibuk, jadi tidak memperhatikannya..mungkin...um..mungkin ia sedang bermain sendiri di taman sana.."
Sang pemilik sepertinya mengerti sesuatu…ia meninggalkan ruang utama pesta, mencari anak ini dimana-mana..hingga akhirnya ketemu juga!.....di kamar mandi…
Sang pemilik rumah bertanya : "Kenapa kamu makan disini? Tahukah kamu tempat apa ini?"
Jawab si anak : "Kata ibuku, ini adalah ruangan yang disediakan oleh pemilik rumah khusus untukku, sosis hari ini enak sekali, sudah lama aku tidak makan sosis seenak ini. Oh iya, siapakah Anda? Aku tidak mungkin bisa menghabiskan sosis seenak ini sendirian, maukah Anda menemaniku menyantap hidangan lezat ini?"
Sang pemilik rumah menganggukkan kepalanya sambil menahan air mata, ia tersenyum lebar di hadapan anak itu. Detik ini juga, ia teringat akan pengalaman yang dilalui oleh orang tuanya saat datang ke New York, masa-masa sulit saat keadaan ekonomi mereka bermasalah, pada saat kondisi miskin…
Ia kembali ke ruang utama pesta dan mengumumkan pada para tamu bahwa ia harus menemani seorang tamu spesial, sehingga tidak bisa berpesta bersama-sama mereka. Setelah selesai bicara, ia membawa piring yang penuh dengan makanan kesukaan anak ini ke dalam kamar mandi, diletakannya di atas dudukan closet, duduk di lantai bersama dengan anak ini dan berkata : "Sayang sekali bila makanan seenak ini dan ruangan senyaman ini hanya dinikmatimu seorang diri, yuk, kita makan bersama."
Sang pemilik rumah dan anak ini makan bersama sembari bernyanyi-nyanyi, mereka juga mengobrol tentang banyak hal, ia membuat anak berusia 4 tahun ini yakin bahwa ibunya adalah orang yang paling rajin di seluruh dunia, ibu yang paling hebat! Ia tak hanya harus bangga terhadap ibunya, setelah beranjak dewasa pun juga harus berbakti padanya. Anak ini sama sekali tidak mengerti bahwa ibunya hanyalah seorang pembantu rumah tangga…
Si pemilik rumah tidak kembali lagi setelah menyajikan hidangan, setelah dicari, ternyata ia sedang duduk di lantai bersama dengan anak itu, mereka duduk di tepi dudukan closet sambil makan, terlihat seperti ayah dan anak yang sedang berkumpul. Para orang kaya dan orang elit yang melihatnya pun terkejut, mereka ikut masuk dan duduk di dalam, hingga kamar mandi menjadi sangat sempit. Mereka bersama-sama bernyanyi untuk anak itu, sebagai ungkapan doa baginya, dan hal ini membuat anak tadi yakin bahwa ibunya adalah seorang yang patut dihormati, dan ia adalah anak yang paling bahagia di seluruh dunia!
Beberapa tahun kemudian anak ini telah tumbuh dewasa, usahanya sangat sukses, ia juga membeli rumah yang memiliki banyak kamar mandi di dalamnya, ia menjadi orang yang kaya. Ia akan memberi sumbangan pada orang miskin yang membutuhkan setiap tahunnya, tapi ia tidak pernah menerima wawancara atau mempublikasikannya ke media masa. Ia bercerita pada teman baiknya, kisah mengenai orang kaya yang beberapa tahun yang lalu melindungi perasaan seorang anak yang baru berusia 4 tahun…