Sebagaimana dilaporkan Liputan6.com, keadaan ini telah belangsung sedari Sulami berusia 10 tahun. Kondisi serupa sempat dialami saudara kembar Sulami, Paniyem, yang meninggal dunia empat tahun lalu. Bermula dari benjolan kecil di tengkuk, pengapuran sendi perlahan meninggalkan tubuh Sulami kaku sama sekali, kecuali bagian leher ke atas dan pergelangan tangan.
Sungguh Mengharukan, Kisah Sulami Manusia Kayu Asal Sragen Pengobatan sudah pernah dijalani perempuan yang karena keadaannya dijuluki manusia kayu tersebut. Namun karena sandungan biaya, bantuan medis terpaksa putus di tengah jalan. Namun, Sulami nyatanya masih enggan menyerah pada keadaan,
Dengan keterbatasan tubuh yang sangat, Sulami tetap berkeras tak ingin merepotkan orang lain. Pada beberapa saat, Sulami akan berjalan atau lebih tepatnya melompat-lompat kecil dengan bertumpu pada tongkat kurus. Setelahnya, ia akan membanting diri ketika hendak kembali merebah. Seakan acuh pada risiko terbentur tempat tidur, bahkan dinding kamar.
Telah puluhan tahun menjalani kondisi memprihatinkan tersebut, sebagaimana dimuat Liputan6.com, Sulami tetap bersyukur atas hidup yang diberikan. “Pemberian Allah mungkin ini yang terbaik untuk saya,” kata Sulami. Kini, ia hanya bisa pasrah sambil berharap kesembuhan menghampiri.
0 comments:
Post a Comment