Dede Yusuf, Ketua Komisi IX DPR RI/@dedeyusuf_1
Soeara Rakjat, Ekonomi. Kunjungan pemimpin Kerajaan Arab Saudi, memang terasa sangat istimewa bagi bangsa Indonesia. Kehadiran Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud yang hanya tinggal menghitung waktu ini disambut penuh antusias oleh para pejabat, politisi dan masyarakat Indonesia khususnya umat Islam.
Pasalnya, kunjungan Raja Arab ini bukan hanya sekedar kunjungan biasa. Raja Salman dikabarkan akan memperkuat kerjasama dengan menanamkan mega investasinya di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, apa yang akan diinvestasikan oleh Kerajaan Arab juga melampaui Tiongkok sebagai sekutu terdekat Indonesia dalam bidang ekonomi saat ini.
Menurut berbagai pemberitaan yang dirilis, Raja Salman bertolak ke Indonesia dengan membawa jumlah uang sedikitnya Rp 300 triliun. Dari jumlah tersebut, sebagian besarnya akan diinvestasikan di Indonesia untuk kepentingan kerjasama ekonomi dan pembangunan.
Menurut salah satu Anggota DPR RI yang juga Ketua Komisi IX Dede Yusuf, nilai uang yang akan diinvestasikan Kerajaan Arab ini jauh melampaui Tiongkok atau Cina. Bahkan menurutnya, dengan jumlah investasi yang sangat besar namun tanpa membawa Tenaga Kerja Asing, kunjungan Raja Salman akan sangat membantu Indonesia.
@dedeyusuf_1 bagusnya sih pinjaman dari Tiongkok langsung lunasi dan pulangkan saja pada kampung halaman ke Tiongkok semua tenaga kerja Cina— RahayukinasihRoeslan (@Rahayukinasih1) 26 Februari 2017
Apa yang diungkap oleh Dede Yusuf melalui akun Twitternya ini diamini oleh mayoritas netizen yang merasa setuju dengan Mantan Wagub Jabar ini. Bahkan seorang netizen membalas cuitan politisi Demokrat tersebut dengan menyebutkan, agar hutang-hutang Indonesia yang menggunung kepada China segera dilunasi.
@Rahayukinasih1 tiap investasi ada kepentingan nya. Pemerintah hrs bisa manfaatkan semua asal bisa kendalikan— Dede Yusuf. ST, M.IP (@dedeyusuf_1) 26 Februari 2017
Namun demikian, Dede Yusuf juga mengatakan bahwa setiap investasi termasuk Cina maupun Kerajaan Arab tentu memiliki kepentingannya masing-masing. Karena hal itulah menurutnya pemerintah Indonesia harus bisa memanfaatkan dan mengendalikannya.
Sementara itu, sejak Tiongkok menanamkan investasi besarnya, puluhan ribu TKA China hingga tenaga kasar atau buruh pun membanjiri Indonesia. Mayoritas proyek-proyek pembangunan di Indonesia yang dibiayai oleh (dengan hutang) China, sebagiannya akan melibatkan tenaga kerja asingnya. BDLVTM
0 comments:
Post a Comment