Monday, 20 February 2017

Sri Utami Juminten/foto ist Facebook.
Soeara Rakjat, Selebrita. Jika ditanya siapa tokoh Indonesia yang paling terkenal di ranah internet atau jagat maya? Jawabannya tentu saja adalah para pemimpin, tokoh politik, mantan presiden hingga para pegiat atau aktivis publik. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi) adalah beberapa nama dengan jutaan pengikut di akun jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.

Namun jika ditanya siapa warga Indonesia yang paling terkenal? Jawabannya tentu bermacam-macam dan sangat beragam, Sri Utami Juminten mungkin salah satunya. TKW Indonesia yang bekerja di Hongkong ini sangat fenomenal di jejaring sosial. Sri Utami juga populer hingga ke mancanegara.

Lalu apa yang membuat Sri Utami begitu fenomenal, apakah karena prestasinya, apa karena kejeniusannya atau karena kebaikan dan aksi-aksi sosialnya? Ternyata Sri Utami atau Juminten sangat terkenal karena aksi vulgarnya yang sangat viral di jejaring sosial. Juminten adalah satu-satunya TKW yang tak lagi memiliki rasa malu atau risih saat memamerkan bagian tubuh atau auratnya.

Melalui akun jejaring sosial Facebook, Juminten sering mengupload foto-foto maupun video hingga dirinya hampir tak mengenakan sehelai pakaian. Juminten adalah fenomena paling unik dari warga Indonesia yang terkenal berbudaya ketimuran, santun dan religius.

Karena aksi-aksinya, Juminten kerap menuai protes dari netizen dan masyarakat Indoensia yang merasa risih melihat ulahnya. Tak sedikit netizen yang menyebut bahwa ulah Juminten telah mempermalukan bangsa dan rakyat Indonesia terutama sesama Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di luar negeri.

Sayangnya, Juminten atau Sri Utami sendiri kerap menyerang balik setiap orang yang mengkritisinya. Juminten bahkan sempat bersitegang dengan sebagian warga Indramayu karena ucapannya yang dinilai menghina masyarakat hingga pemerintah daerah kabupaten Indramayu.

Lalu mengapa Juminten seolah sangat bangga dengan aksi-aksinya yang sensual dan vulgar? Mengapa pula Juminten begitu frontal menyerang balik setiap orang yang mengkritik atau mengingatkanya?

Jika dianalisa dari sisi psikologis, Juminten adalah salah satu sosok yang sedang mengalami euforia dalam kesehariannya. Pola hidup Juminten saat berada di salah satu kota termodern yaitu Hongkong, tentunya sangat berbeda dengan ketika ia masih berada di kampung halamannya.

Saat berada di Hongkong, Juminten begitu leluasa menikmati segala fasilitas yang ada hingga akses internet yang tanpa batas. Karenanya, Juminten selalu memamerkan semua yang sedang ia lakukan dan nikmati. Saat bangun tidur, Juminten ingin memamerkan tempat tidurnya bagus dan sarapan paginya sangat bergizi yang tentu saja sangat jauh berbeda dengan saat berada di kampung halamannya.

Saat ia makan malam bersama teman-temannya, Juminten juga ingin memamerkan bahwa dirinya bisa menikmati hidangan restoran yang mungkin saja belum pernah dirasakan di kampungnya saat belum menjadi TKW. Bahkan saat mandi, Juminten juga ingin memamerkan bahwa kamar mandinya sangat bagus lengkap dengan bath pool dan juga shower yang sebelumnya tak ia nikmati.

Sayangnya, aksi pamer Juminten ini malah keluar konteks dan sedikit melampaui batas. Cukup banyak beredar foto-foto dan video Juminten yang sangat vulgar di jejaring sosial. Bagi mereka yang bijak, aksi-aksi sensual Juminten bisa dimaklumi. Hal terebut sangat mungkin karena minimnya pendidikan baik itu pendidikan formal di sekolah umum maupun pendidikan agama.

Aksi-aksi Juminten yang seolah tak lagi memiliki rasa risih ini bahkan sudah jauh melampaui masyarakat liberal di belahan dunia barat. Aksi sensual, tingkah dan ucapan-ucapan nyleneh yang kerap terlontar dari Juminten adalah wujud kemunduran budaya asli masyarakat Jawa dan juga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia sendiri telah mencanangkan program Revolusi Mental bagi rakyatnya. Dengan dana hingga ratusan miliar, seharusnya program revolusi mental ini bisa menyentuh langsung seluruh lapisan masyarakat termasuk para TKW seperti Sri Utami Juminten salah satunya.

Revolusi Mental jangan hanya menjadi slogan dan seperti program yang berada di awang-awang karena saat ini cukup banyak masyarakat Indonesia baik di dalam maupun luar negeri yang mental dan perangainya tak lagi mencerminkan budaya dan karakteristik bangsa Indonesia.
Hingga saat ini, masih belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Indonesia terutama institusi terkait atas sikap beberapa TKI yang berada di luar negeri salah satunya Sri Utami Juminten ini. Jika hal ini terus dibiarkan, tentunya ini bisa menjadi preseden buruk bagi generasi muda Indoensia. BDLV/TM

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular Posts

Blog Archive