Friday, 3 February 2017


Aku dan pacarku, Zhang, kenal di kantor kami yang dulu. Setelah berkenalan beberapa tahun dan berpacaran selama 1 tahun, Papa dan mamaku yang juga kenal dengan Zhang karena kami semua tinggal di kota kecil, mendorongku untuk sesekali pergi berkunjung ke rumah orangtuanya, sekaligus membicarakan tentang kepastian hubungan kami selanjutnya.

Hubungan berpacaran kami sudah cukup dekat dan saat itu sudah waktunya kami membicarakan hubungan kami lebih lanjut, entah itu bertunangan atau bahkan menikah. Lagipula menurut orangtua kami, kami yang sudah tinggal serumah perlu mulai memastikan ikatan hubungan kami sebelum kalau-kalau aku hamil.
Akhirnya aku membicarakan hal ini ke Zhang dan menanyakan waktu yang paling pas. Tapi beberapa kali aku bertanya, beberapa kali juga Zhang mengelak dengan mengatakan mamanya tidak ada di rumah. Sesaat kemudian dia mengatakan mamanya bersedia saja mereka datang. Akhirnya aku mulai merasa kalau dia terus-terusan seperti ini, hubungan kami tidak perlu diteruskan lagi. Zhang akhirnya terpaksa menelefon mamanya dan mendapat persetujuan dari mamanya. Tapi dibelakangku, entah dia sudah menelefon berapa kali. Sebenarnya aku merasa tidak ada yang perlu disembunyikan. Aku ingin bertemu dengan mamanya hanya untuk berbincang sedikit. Aku merasa Zhang cukup oke untuk menjadi pendampingku.

Aku sendiri sangat menghargai mamanya Zhang. Beliau berusaha seorang diri membiayai Zhang dari kecil karena ayahnya meninggal waktu Zhang masih kecil. Hari itu ketika kami mau bertamu, aku membawa beberapa bingkisan dalam perjalananku yang cukup panjang.
Kami kemudian bertemu di perbatasan desa dan kesan pertamaku, beliau sama sekali nggak terlihat tua! Beliau bahkan masih terlihat sangat muda dan pandai dandan. Kami pun berjalan bersama-sama ke rumah, tapi 1 hal yang membuatku bingung, Zhang terlihat tidak terlalu nyaman, entah kenapa.

Aku dan Zhang memutuskan untuk tinggal selama beberapa hari di rumah mamanya ini. Semuanya tampak normal selain 1 hal, aku selalu melihat adanya pria yang berbeda-beda datang setiap hari ke rumah kecil ini. Usianya kira-kira hampir sama dengan mamanya Zhang. Mereka sering berbincang sebentar, kemudian pergi. Suatu hari waktu aku sedang ingin tidur siang, aku melewati kamar mamanya dan melihat dia sedang "bermain" di atas ranjang dengan salah 1 pria yang aku tahu cukup sering datang ke rumah mereka. Melihat ini perasaanku langsung bergejolak.
Sepulangnya ke kota, hatiku penuh perasaan bimbang. Aku tidak suka dengan kegiatan yang dilakukan oleh mamanya Zhang, tapi aku tidak rela melepasnya. Entah apa yang harus kulakukan...

@Cerpen.co.id

Related Posts:


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular Posts

Blog Archive