RMOL. Sejak malam pertama atau awal pernikahannya, Karin (39) sudah merasakan gelagat aneh sang suami, Donjuan ( 45). Suaminya punya kelainan seks, yaitu sadomasochism. Ia terlihat sangat menikmati hubungan intim saat istrinya menangis kesakitan.
Suaminya makin bersemangat bila ia menangis saat berhubungan badan. Aksi Donjuan membuat Karin menangis itu sudah ia lakukan 12 tahun lamanya. Akan tetapi, caranya saja yang berbeda.Awal-awal menikah, saat ingin berhubungan badan, Donjuan memaksanya menonton film Korea supaya nangis ketika berhubungan badan. Makanya itu, sang suami selalu membelikan CD film-film Korea untuk ditontonnya di rumah.
”Kalau mau pulang kerja, suami minta saya nonton film Korea dan nangis saat berhubungan badan. Ya saya nurut saja,” kata Karin kepada Radar Surabaya di sela-sela gugatan cerainya seperti diberitakan JPNN hari ini, Jumat (20/1).Karena seluruh film Korea sudah habis ditonton, Karin pun mulai mengetahui jalan ceritanya Menurut ibu satu anak itu, jalan cerita film Korea sudah bisa ditebak. Bila ceritanya soal percintaan dipastikan ada dua insan yang berbeda status kemudian saling mencintai.
Kini, ia sudah tak terpengaruh akting para artis. Makanya, Donjuan pun mulai melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Donjuan selalu menampar Karin ketika akan making love (ML).
”Saya sering nangis ditampari suami. Tamparan itu hampir lima tahun terakhir,” kata Karin yang menunjukkan lebam di lengannya.
Meski demikian, Karin tak berani melaporkan kelakuan suaminya karena sang suami adalah polisi. Ia juga tidak mau mengungkapkan persoalan seksnya itu kepada orangtuanya karena hal itu adalah tabu.
”Orang tua saya juga polisi. Saya tidak berani cerita,” kata Karin.
Ia pun tak mau mengungkap aib keluarga dan membiarkannya bertahun-tahun. Baru setelah ayahnya meninggal tahun lalu, rencana bercerai pun malah ia susun. Ia mulai menolak menangis sebelum melakukan hubungan suami istri.Penolakan wanita yang tinggal di Rungkut itu makin membuat Donjuan senang. Sebab, Donjuan makin sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di dalam kamar.
KDRT saat berhubungan suami istri pun hampir dilakukan setiap hari. Makin nangis menjerit, suaminya makin senang dan tertawa ketika berhubungan.
”Loro kabeh aku. Wanita mana yang betah kalau gitu. Ya meski hidup terjamin, tapi ya enggak kayak gini,” ungkap Karin. [ida]
Suaminya makin bersemangat bila ia menangis saat berhubungan badan. Aksi Donjuan membuat Karin menangis itu sudah ia lakukan 12 tahun lamanya. Akan tetapi, caranya saja yang berbeda.Awal-awal menikah, saat ingin berhubungan badan, Donjuan memaksanya menonton film Korea supaya nangis ketika berhubungan badan. Makanya itu, sang suami selalu membelikan CD film-film Korea untuk ditontonnya di rumah.
”Kalau mau pulang kerja, suami minta saya nonton film Korea dan nangis saat berhubungan badan. Ya saya nurut saja,” kata Karin kepada Radar Surabaya di sela-sela gugatan cerainya seperti diberitakan JPNN hari ini, Jumat (20/1).Karena seluruh film Korea sudah habis ditonton, Karin pun mulai mengetahui jalan ceritanya Menurut ibu satu anak itu, jalan cerita film Korea sudah bisa ditebak. Bila ceritanya soal percintaan dipastikan ada dua insan yang berbeda status kemudian saling mencintai.
Kini, ia sudah tak terpengaruh akting para artis. Makanya, Donjuan pun mulai melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Donjuan selalu menampar Karin ketika akan making love (ML).
”Saya sering nangis ditampari suami. Tamparan itu hampir lima tahun terakhir,” kata Karin yang menunjukkan lebam di lengannya.
Meski demikian, Karin tak berani melaporkan kelakuan suaminya karena sang suami adalah polisi. Ia juga tidak mau mengungkapkan persoalan seksnya itu kepada orangtuanya karena hal itu adalah tabu.
”Orang tua saya juga polisi. Saya tidak berani cerita,” kata Karin.
Ia pun tak mau mengungkap aib keluarga dan membiarkannya bertahun-tahun. Baru setelah ayahnya meninggal tahun lalu, rencana bercerai pun malah ia susun. Ia mulai menolak menangis sebelum melakukan hubungan suami istri.Penolakan wanita yang tinggal di Rungkut itu makin membuat Donjuan senang. Sebab, Donjuan makin sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di dalam kamar.
KDRT saat berhubungan suami istri pun hampir dilakukan setiap hari. Makin nangis menjerit, suaminya makin senang dan tertawa ketika berhubungan.
”Loro kabeh aku. Wanita mana yang betah kalau gitu. Ya meski hidup terjamin, tapi ya enggak kayak gini,” ungkap Karin. [ida]
0 comments:
Post a Comment