Terkadang cinta memang harus diusahakan
Aku dan suamiku sudah menikah selama 4 tahun. Awal pernikahan kami terlihat sangat indah, tapi aku tak pernah menyangka kalau dalam 3 tahun terakhir ini, suamiku sudah mengkhianati pernikahan kami. Dia dan selingkuhannya sudah berhubungan cukup dalam selama 3 tahun. Aku mengakui kalau saat-saat itu bukan saat-saat yang menyenangkan. Rasanya sakit sekali dan aku sangat ingin melampiaskan semuanya ke suamiku.
Tapi aku kemudian menenangkan diri dan memaksa diriku untuk berpikir jernih.
Aku kemudian berpikir, apakah mungkin semua yang terjadi ini karena salahku juga. Aku sadar, sejak menikah, aku mulai jarang memperhatikan tubuhku sendiri. Jarang dandan, hanya memikirkan anak kami, sering berkata-kata dengan nada yang kurang menyenangkan ke suamiku, dan kata-kata yang keluar dari mulutku lebih banyak penyesalan, kemarahan, dan ketidakpuasanku terhadapnya. Waktu perasaanku sedang buruk, semua kemarahan dan kesedihanku kulemparkan ke suamiku tanpa memikirkan perasaannya.
Selain itu aku juga jarang merawat diriku sendiri, berlaku jorok, dan banyak lagi hal buruk lainnya. Benar-benar berbeda sekali dengan keadaan saat kami masih berpacaran.
Setelah aku berpikir jernih, aku mulai mencoba mengubah sikapku. Mulai memperhatikan diriku sendiri, mulai dandan, mulai memperhatikan lebih suamiku. Suamiku mulai merasa ada yang berubah dari dalam diriku. Tanpa berkata-kata lebih, tampaknya kami saling mengerti mengapa kami mulai berubah.
Sebulan kemudian, di hari ulang tahunnya yang juga adalah hari ulang tahun pernikahan kami, aku menyiapkan sebuah kado yang paling dia sukai beserta dengan kue kesukaannya. Suamiku mulai tersentuh dan dia mulai terharu. Akhirnya setelah beberapa saat, kami duduk di sofa rumah kami, dan tanpa aku berbicara apapun, suamiku mengakui kesalahannya dan memohon kepadaku untuk memaafkannya.
Aku tidak menyalahkan suamiku. Dengan tatapan yang dalam aku mengatakan kalau aku juga bersalah. Aku hanya berharap kami bisa berbaikan lagi dan menghargai setiap perasaan yang ada di antara kami.
Suamiku mengangguk dan air mata membasahi pipi kami. Dia memelukku tanpa berkata-kata.
Sejak hari itu, perasaan dan hubungan kami perlahan mulai membaik. Suamiku mengaku kalau 3 tahun ini ketika dia bersama dengan selingkuhannya, dia tidak merasakan cinta yang sebenarnya. Dia hanya mencari bayangan aku yang dulu lewat selingkuhannya itu.
Dia sadar kalau hubungannya ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena uang. Wanita itu juga tidak benar-benar mencintainya. Selama 3 tahun terakhir, dia mengatakan kalau yang dia pedulikan sebenarnya adalah aku dan keluarga kami. Tapi karena dia mulai merasa terganggu dengan penampilan dan sifatku, juga aku yang tidak memberi dia kesempatan untuk berdiskusi denganku, terjadilah kesalahan ini.
Aku hanya berharap kisah ini bisa mengingatkan kita semua, supaya hal yang terjadi di keluarga kami tidak terjadi di keluarga yang lain. Terkadang, cinta itu memang butuh usaha ketika perjalanan cinta kita sudah sampai 1 titik.
@Cerpen.co.id
0 comments:
Post a Comment